Bernyanyi Hingga Ke Langit
Menebas kepalsuan tuk menatap langit yang penuh keabadian.
Bernyanyi hingga ke langit, penyesalan takan pernah datang
Tak terelakkan. Tak terelakkan. Masa depan pasti kan kita taklukan. Berjuanglah.
Dalam fatamorgana, kita telah lama mengarungi sungai air mata.
Selamat tinggal! Kita harus bergegas sekarang, meski pun nantinya kita kan kehilangan sesuatu.
Keputusasaan dan penghinaan yang tak terlupakan
Menghiasi hati kita!
Menebas kepalsuan tuk menatap langit yang penuh keabadian.
Bernyanyi hingga ke langit, penyesalan takan pernah datang
Tak terelakkan. Tak terelakkan. Masa depan terlalu cerah untuk diabaikan. Berjuanglah.
Hasrat yang berharga takkan dapat diraih tanpa melukai orang lain.
Kita mengikuti aturan yang memungkinkan kita menerima segala bentuk kerugian.
Jika ingin tertawa, tertawalah!
Senyummu akan selalu terpatri!
Hari itu kau ingin mengungkapkan hal yang ingin kau ungkapkan dan hal yang tak bisa kau ungkapkan.
Bernyanyi hingga ke langit, tembuslah rasa penyesalan!
Tak terelakkan. Tak terelakkan. Kita terlalu mempertaruhkan banyak hal. Untuk itu bangkitlah.
Penderitaan berkumpul membentuk hujan. Lumpur mengikuti ke mana pun langkahku pergi.
Langit bersembunyi di balik awan mendung, mencoba melarikan diri dari kegelapan yang mengepung.
Hal yang kita genggam terlepas begitu saja. Hal yang kita percayai menghilang tanpa peringatan.
Tapi dengan kehangatan yang tersisa, aku merasa pantas untuk terus hidup.
Melewati turbulensi kekecewaan, cahaya mulai bersinar.
Saat itu, hujan pun berhenti.
Menebas kepalsuan tuk menatap langit yang penuh keabadian.
Bernyanyi hingga ke langit. Suaramu meneriakkan sesuatu pada hari itu; hal yang ingin kau ungkapkan dan hal yang tak dapat kau ungkapkan.
Bernyanyi hingga ke langit, penyesalan akan terus mengikuti.
Tak terelakkan. Tak terelakkan. Kita kehilangan banyak hal untuk mengakhirinya. Karena itu bangkitlah.
Tak terbatas. Tak terbatas. Masa depan masih tersisa. Karena itu bangkitlah.